Mengintip Internet Cafe di Jepang
4 min read
Ok guys, kalian pasti udah familiar dengan warnet kan? Kebanyakan di Indonesia warnetnya dibagi menjadi sekat kecil yang terbuka. sumpek, banyak asap rokok dan kurang nyaman. Lalu seperti apakah warnet di luar negeri khususnya di Jepang? Yuk cyiin kita lihat-lihat seperti apa sih WarNet (Internet Cafe) di Jepang sana.
Seperti juga di Indonesia, internet cafe di Jepang juga cukup banyak walaupun boleh dibilang hampir setiap rumah sudah mempunyai koneksi internet. Dan kebanyakan juga buka selama 24 jam.
Ada beberapa hal mendasar yang membedakan antara WarNet disana dibandingkan dengan disini yaitu harga (mahal banget), kecepatan (cetaaarrrrr), kebutuhan (nggak cuma untuk internet).
Ngomong-ngomong soal harga, apa sih yang murah disana? Lama penyewaan mulai dari 15 menit sampai setengah hari dengan biaya rata-rata sekitar 500 Yen (sekitar 50.000 rupiah) untuk 15 menit dan 1500 Yen (150 ribu rupiah) untuk 7-9 jam, bisa-bisa dompet jebol :uwee:
Nah, kalau bicara kecepatan sih tidak usah ditanya, rata-rata kecepatan internet disana saat ini minimal 10 Mbps jadi pasti jauh lebih cepat dibandingkan disini (Indonesia).
Internet cafe di Jepang juga kebanyakan tidak hanya sekedar tempat untuk ber-internet ria tetapi juga biasanya kita bisa membaca buku komik (manga) secara gratis dengan koleksinya yang lumayan banyak. Coba di Indonesia gitu, pasti gue kesana buat baca manga hahaha #ILoveGratisan.
Dan bicara mengenai tempat itu sendiri, mereka biasanya membaginya dalam 2 bagian yaitu ruangan terbuka dan ruangan tertutup untuk privasi dengan bentuk bilik-bilik kotak (cubicles).
Dan tergantung permintaan, kita bisa memilih untuk satu bilik bisa diisi 1 orang, 2 orang atau lebih dari 2 orang. Dan kadang, mereka juga menyiapkan 2 komputer dalam satu bilik.
Sebagian besar bilik tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai macam alat, mulai dari komputer (yaiyalah), webcam, mic dan juga TV untuk menonton (mau internetan apa mau nonton?)
Mereka juga menyediakan tempat bagi para perokok, lihat aja foto dibawah, itu ada asbak kan??
Walaupun sedikit mahal untuk ber-internetan disini, ada satu hal yang lumayan membuat kita sedikit senang yaitu kita bisa minum sepuasnya sampai kembung (dan GRATIS) kecuali untuk makanan kecilnya, kita harus bayar.
Terakhir, bicara soal kebutuhan, belakangan ini ternyata internet cafe disana tidak sekedar untuk internet tetapi juga sebagai tempat tidur bagi orang-orang tertentu seperti pekerja paruh waktu atau sama seperti Love Hotels digunakan juga untuk tempat untuk bermalam bagi orang yang sudah ketinggalan kereta.
Alasannya sama saja dengan Love Hotels, yaitu internet cafe jauh lebih murah dibandingkan dengan mereka menginap di hotel, ditambah selain bisa tidur, mereka juga bisa internetan, baca komik (manga), mandi air hangat (ada kamar mandi tetapi harus bayar biasanya) bahkan minum sampai kembung.
Satu hal yang sebenarnya sekarang menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah disana seiring dengan meningkatnya pengganguran dan juga orang yang mendadak tidak punya tempat tinggal (homeless) adalah keberadaan internet cafe sudah mulai berubah fungsi sebagai rumah sementara bagi mereka yang tidak punya tempat tinggal.