[Review] Ano Hana
6 min read
Setelah sekian lama nggak nonton anime seri apa pun,
akhirnya kemarin saya memutuskan untuk download sebuah anime yang gak sengaja
review-nya saya temukan di web. Judul aslinya sangat panjang, yaitu Ano Hi Mita
Hana no Namae o Bokutachi wa Mada Shiranai, atau disingkat Ano Hana. Saya
memang penggemar anime, tapi tidak sembarang jenis. Bisa dikatakan saya cukup
pemilih dan hanya tertarik pada anime dengan cerita yang not too
mainstream atau punya
value yang bagus. Umumnya, saya tidak terlalu suka anime dengan alur yang
terlalu panjang, berbelit-belit, atau terlalu banyak mengandung fanservice
tanpa cerita yang kuat. Untungnya, Ano Hana hanya terdiri dari 11 episode. Not
too bad.
Artwork dalam Ano Hana mungkin tidak se-wah dan sedetil
anime karya Makoto Shinkai. Awalnya, ketika melihat episode pertama Ano Hana
sejujurnya saya bahkan kurang menyukainya karena saya pikir akan banyak
mengandung fanservice. Apalagi melihat karakter Menma yang menurut saya too
mainstream. Tetapi, setelah melihat episode selanjutnya saya baru
mengerti daya tarik dari anime ini yang membuat saya tidak bisa berhenti
menontonnya sampai akhir episode.
Everyone has changed. That’s not it… the one who’s changed most, is me. ~Yadomi Jinta
Inti ceritanya mengisahkan tentang 5 orang anak yang
sewaktu kecilnya bersahabat, namun hubungan mereka merenggang sejak kematian
salah seorang teman mereka, Meiko Honma (menma). Kelima orang itu menjalani
kehidupannya masing-masing hingga suatu hari, Jinta Yadomi (yang dulunya adalah
group leader kelompok mereka) bertemu dengan hantu Menma. Arwah Menma kembali
karena ada keinginannya yang belum tercapai semasa hidup, namun ia lupa apa
keinginannya sendiri. Arwah Menma pun meminta Jinta untuk membantu mencari tahu
apa keinginan yang terlupakan itu dan mengabulkannya. Untuk itu, sekali lagi
Jinta harus ‘mengumpulkan’ teman-temannya semasa kecil, yang mungkin bisa
menjadi kunci dari keinginan Menma. Namun itu bukanlah hal yang mudah, karena
baik Jinta maupun keempat sahabat masa kecilnya itu memiliki lembaran masa lalu
yang tidak ingin mereka ungkit lagi. Terlebih mengenai Menma. Salah satu alasan
yang membuat hubungan mereka berlima merenggang.
Meskipun pengungkapannya berbeda-beda, kelima tokoh dalam
cerita ini memiliki kesamaan yang pasti: sama-sama terikat dengan masa lalu
yang menyakitkan, lari dari kenyataan, dan tidak mau mengakuinya. Menganggap
bahwa pilihan hidup yang mereka jalani baik-baik saja, menganggap masa lalu itu
tidak pernah ada walaupun pada kenyatannya bagian dari masa lalu itu terus
menghantui, jauh di lubuk hati mereka. Saya sangat menyukai konflik saat setiap
tokoh dipaksa jujur terhadap perasaan mereka sendiri dan bagaimana setiap tokoh
pada akhirnya menghadapi perasaan mereka dengan caranya masing-masing. Ketika
setiap tokoh akhirnya menyadari, bahwa bukan hanya diri mereka sendiri yang
merasakan beban yang sama.
I’m not Jealous. Because I knew from the beginning that I’d never win against Menma. I’m not the same as you. I’ll never dream about things that I know won’t come true. I told you, right? That even if Menma went to heaven, instead I’d just find myself losing to you! The Person I’ve always been jealous of, since the very beginning, is you Anaru! (Tsuruko to Anaru)
Yukiatsu, di lain pihak bisa dikatakan sebagai Tsuruko versi laki-laki. Sifatnya mirip dengan Tsuruko. Setiap kali Jinta mengungkit masalah Menma, ia akan mengeluarkan kata-kata sinis yang menyatakan betapa Jinta begitu lemah karena terus terikat dengan masa lalu. Tapi sebenarnya, tanpa disadari, seluruh kata-kata yang ia ucapkan pada Jinta juga ditujukan untuk dirinya sendiri. Dalam perkembangan ceritanya, digambarkan bahwa sebenarnya Yukiatsu tidak lebih terikat dengan masa lalu dibanding Jinta. Ia bahkan melakukan sesuatu yang ekstrim karena tidak bisa melupakan Menma.
The same thing will happen again if you run away, Jintan! - Poppo
Pada akhirnya, setiap tokoh menyadari bahwa masalah mereka
tidak akan selesai hanya dengan lari, melupakan, atau menganggapnya tidak
pernah ada. Hanya sebuah ‘kejujuran sederhana’ yang sebenarnya mereka perlukan
untuk menyelesaikannya. Kejujuran terhadap perasaan mereka sendiri, dan kemauan
untuk menerimanya sebagai bagian dari diri mereka.
Selain segi cerita, ending song-nya juga sangat
bagus dan sangat cocok mewakili anime ini. Judulnya adalah Secret Base ~Kimi ga
Kureta Mono~ (dinyanyikan oleh Ai Kayano dalam versi anime, tapi saya lebih
suka versi ZONE)
You and the end of summer and the dreams of the futureAnd our big hope, I won’t forget them.I believe that we will meet in August 10 years later.I knew that you screamed ”Thank You” from the bottom of your heart till the very end.A goodbye when you hold back your tears and smile is lonely, isn’t it.The best memories…
Akhir kata, ini adalah salah satu anime yang sangat recommended versi saya. Ceritanya ringan dan realistik, dengan value yang kuat. Ada sangat banyak pelajaran yang bisa diambil. Bagi penggemar genre light romance, slice of life dengan bittersweet ending, Ano Hana adalah pilihan yang tepat.