Pencipta Ultraman Melepaskan Diri dari Grafis Komputer

1 min read

Untuk mengejar penampilan yang lebih realistis untuk film barunya, para pencipta "Ultraman" melepaskan diri dari grafis komputer dan kembali ke "tokusatsu": live-action dengan efek khusus. "Ultraman Saga", film adaptasi terbaru dari waralaba superhero "Ultraman" yang telah lama berjalan, saat ini ditampilkan secara nasional di Jepang. Beberapa film terbaru "Ultraman" sebelumnya telah menampilkan pertempuran di ruang angkasa yang dibuat dengan menggunakan grafis komputer yang kental. Namun cerita dari film terbaru ini berlatar tempat di bumi. Para staf produksi menempatkan pentingnya efek khusus tradisional yang melibatkan miniatur dan set diorama yang menampilkan pemandangan kota untuk membuat gambar-gambarnya lebih intens dan terlihat nyata.
"Dengan grafis komputer, apapun dapat dibentuk dengan cara yang sempurna, namun sifat yang tidak teratur dan asimetris buatan tangan dapat membawanya terlihat nyata", kata direktur efek khusus Toshio Miike.
Dikatakannya, film ini menghabiskan lebih banyak uang untuk menggunakan miniatur dalam pembuatannya. Para staf menempatkan pikiran mereka bersama-sama untuk mengurangi berbagai biaya. Mereka memunculkan ide untuk menambahkan gambar-gambar bangunan yang dihasilkan komputer yang menjadi model dari berbagai miniatur untuk membuat set latar belakangnya terlihat lebih padat dengan berbagai bangunan. Kisah "Ultraman Saga" berlatar tempat di bumi dimana manusia di seluruh dunia telah dibawa pergi oleh alien dari luar angkasa. Manusia yang tersisa di bumi adalah para anggota "Chikyu Boei-tai" (Kelompok pertahanan bumi) yang terdiri dari para wanita dan anak-anak yatim piatu. Tapi protagonisnya, yang diperankan oleh aktor dan penyanyi Daigo, berasal dari alam semesta paralel dan berubah menjadi  superhero raksasa Ultraman untuk melawan monster yang disebut Hyper Zetton.
Bencana Great East Japan Earthquake yang menghancurkan pesisir timur Jepang tahun lalu juga membawa dampak pada proses produksi film ini. Menurut sutradara Hideki Oka, sebelum bencana terjadi, ia berencana untuk menceritakan kisah dari para penjajah yang menghancurkan berbagai kota untuk menunjukkan proses kehidupan sehari-hari yang terganggu. Namun ia membatalkan ide tersebut. Ia pernah memikirkan agar ceritanya berlangsung di tempat lain. Namun, "Saya pernah berpikir akan menjadi tidak berarti jika membuat film ini sekarang kecuali jika diawali dengan situasi yang sulit tanpa mengambil jalan keluar yang mudah", kata Oka. Usaha keras yang dibuat oleh para manusia juga disorot dalam ceritanya. Tujuh anggota kelompok pertahanan bumi, yang diperankan oleh Sayaka Akimoto dan beberapa anggota lainnya dari grup idola AKB48, merasakan betapa tak berdayanya mereka dan menyadari bahwa mereka dilemparkan ke dalam situasi tanpa harapan.
Tapi "Mereka menjalani kehidupan sehari-hari mereka berpegang pada tekad mereka bahwa mereka hanya dapat melakukan apa yang bisa mereka lakukan sekarang", kata Hideki, dan menambahkan: "Mungkin ada kehadiran yang tidak akan pernah meninggalkan orang-orang yang melakukan yang terbaik untuk hidup mereka. Itu adalah keinginan yang ingin saya percayakan pada Ultraman kali ini".
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share